19 Nov 2013

SUMPAH MAHASISWA

1. Kami Mahasiswa Indonesia bersumpah bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan;

2. Kami Mahasiswa Indonesia bersumpah berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan;

3. Kami Mahasiswa Indonesia bersumpah berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan.

Teknik Propaganda

PENDAHULUAN

“ Propaganda”, sebuah kata yang popular namun kini telah kehilangan maknanya karena tertutupi oleh stigma-stigma negatif yang melingkupi dirinya. Suatu hal yang umum ketika kata ”propaganda” terdengar atau terlihat maka kata tersebut tidak terlepas dari stigma negatif yang berkaitan dengan propaganda tersebut atau dipaksakan berkaitan karena pada suatu massa kata-kata tersebut sangat bertalian erat dengan propaganda, misalnya kata perang dunia, konspirasi politik, media, pemerintah, pembodohan massal, informasi yang salah, hingga mengacu ke kata fasisme, nazi bahkan sosialisme. Sulit rasanya menyandingkan propaganda dengan demokrasi, padahal diakui oleh pakar public relation, Edward L.Bernays bahwa propaganda adalah tujuan komunikasi dalam masyarakat yang berdemokrasi.

Stigma yang negatif tentang propaganda tidak akan terbentuk tanpa adanya suatu rekayasa sosial, dan rekayasa sosial tanpa melanggar hak asasi manusia tidak akan terwujud tanpa adanya komunikasi persuasif untuk mempengaruhi masyarakat (audiens) yang menjadi targetnya. Inti dari komunikasi persuasif adalah propaganda, dengan demikian dapat dimungkinkan bahwa stigma negatif tentang propaganda merupakan produk dari propaganda itu sendiri.

Terlepas dari stigma negatif tersebut, pada kesempatan kali ini saya mencoba mengupas propaganda dari sisi ilmiah dengan berpijak pada literatur dan sejarah mengenai propaganda. Harapan saya agar pembaca mendapatkan perspektif yang baru dari propaganda dengan demikian dapat menjadi bahan evaluasi dan pemberdayaan bagi pembaca dalam merefleksikan propaganda.

SEJARAH

Pada awal mulanya, propaganda dipakai untuk mengembangkan dan memekarkan agama Katholik Roma baik di Italia maupun negara-negara lain. Di tahun 1922, tak lama setelah perang 30 tahun, untuk pertama kalinya kata propaganda pertama kali digunakan. Sri Paus Gregory menggunakan istilah propaganda untuk menamakan panitia khusus untuk menyebarkan keyakinan. Panitia tersebut bernama Congregatio de Propaganda Fide (kelompok penyebar keyakinan). Tugas utama kelompok ini adalah menyebarkan doktrinasi katolik ke dalam negara-negara non-katolik ( wilayah misi). Conggregatio de Propaganda Fide adalah komite tetap kardinal yang bertanggung jawab atas aktivitas misionairs katolik Roma sejak1622.

Sejalan dengan tingkat perkembangan manusia, propaganda tidak hanya digunakan dalam bidang keagamaan saja tetapi juga dalam bidang pembangunan, politik, komersial, pendidikan dan lain-lain.

DEFINISI

Bruce L Smith (Encyclopedia Social Science)
”Manipulasi relatif secara sengaja dengan menggunakan simbol (kata-kata,sikap,bendera, atau musik) terhadap pikiran atau tindakan orang lain dengan sasaran terhadap kepercayaan, nilai dan perilakunya.

Don Nimmo (Pakar Komunikasi)
“Usaha yang disengaja dan sistematis untuk mencapai respon yang lebih jauh lagi merupakan tujuan yang diinginkan penyebar propaganda”

Jozef Goebbels (Menteri Propaganda NAZI)
“Sebarkan kebohongan berulang-ulang kepada publik. Kebohongan yang diulang-ulang, akan membuat publik menjadi percaya. Tentang kebohongan ini, Bahkan Goebbels juga mengajarkan bahwa kebohongan yang paling besar ialah kebenaran yang dirubah sedikit saja”

Everyman's encyclopedia
”Propaganda merupakan suatu seni untuk menyebarkan dan meyakinkan suatu kepercayaan, khususnya kepercayaan agama atau politik.”

Leonard W. Dobb, (Pakar opini publik)
”Menyatakan bahwa propaganda merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh individu-individu yang berkepentingan untuk mengontrol sikap kelompok termasuk dengan cara menggunakan sugesti, sehingga berakibat menjadi kontrol terhadap kegiatan kelompok tersebut.”

Jacques Ellul
”Mendefinisikan propaganda sebagai komunikasi yang “digunakan oleh suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri atas individu-individu, diersatukan secara psikologis dan tergabungkan di dalam suatu kumpulan atau organisasi.”

PROPAGANDA DAN KOMUNIKASI

• Unsur kesengajaan dan manipulasi membedakan propaganda dari komunikasi biasa atau pertukaran informasi secara bebas.
• Propaganda adalah Komunikasi Satu Arah (One Step Communication) yang dilakukan oleh suatu Individu atau Institusi terhadap Khalayak luas / Massa (One to many)
• Propaganda adalah salah satu bentuk Komunikasi Massa
• Teori S-O-R dan Bullet Theory (Teori Peluru) / Model Jarum Hipodermik (Hypodermic Needles Theory) mendukung konsep Propaganda

Penemu Teori ini Melvin Defleur mengasumsikan bahwa media menyajikan stimuli perkasa yang diperhatikan khalayak secara seragam. Teori peluru (Bullet Theory) mendukung Teori S-O-R pada konsep Propaganda karena mengasumsikan bahwa khalayak dianggap tidak berdaya dan ditembaki secara terus menerus oleh Pesan Pesan yang sudah dirancang sedemikian rupa.

Komunis memberikan pengertian lain tentang propaganda ini. Dalam koleksi
tulisan Lenin yang terbit tahun 1929 berjudul Agitation und Propaganda

Dalam buku tersebut Lenin Membedakan antara Propaganda dan Agitasi :

• Propaganda yang didefinisikan sebagai argumentasi akal, pikiran dari filsafat, sejarah dan ilmu pengetahuan untuk mempengaruhi orang yang terdidik yang cerdas.

• Agitasi yang diartikan penggunaan slogan slogan emosional, setengah kebenaran, ungkapan ungkapan untuk mempengaruhi orang orang yang tidak terdidik, setengah terdidik dan kurang cerdas.

METODE PROPAGANDA

• Metoda Koersif, sebuah komunikasi dengan cara menimbulkan rasa ketakutan bagi komunikan agar secara tidak sadar bertindak sesuai keinginan komunikator

• Metoda Persuasif, sebuah komunikasi dengan cara menimbulkan rasa kemauan secara sukarela bagi komunikan agar secara tidak sadar dengan seketika dapat bertindak sesuai dengan keinginan komunikator

• Metoda pervasif, sebuah komunikasi dengan cara menyebar luaskan pesan serta dilakukan secara terus menerus/berulang-ulang kepada komunikan sehingga melakukan imitasi atau menjadi bagian dari yang diinginkan oleh komunikator


KARAKTERISTIK PROPAGANDA

• Merupakan komunikasi yang disengaja dan dirancang untuk mengubah sikap orang yang menjadi sasaran.
• Menguntungkan bagi si pelaku propaganda untuk memajukan kepentingan orang yang dituju
• Merupakan informasi satu arah berlawanan dengan komunikasi yang mempunyai dua arah dan interaktif.

JENIS JENIS PROPAGANDA

Propaganda dapat digolongkan menurut kealamiahan dan menurut sumber pesan yaitu White Propaganda, Grey Propaganda dan Black Propaganda.

White Propaganda biasanya datang dari suatu sumber yang dikenali, dan ditandai oleh metode bujukan lebih lemah lembut, seperti standar teknik Publik Relation dan presentasi berat sebelah dari suatu argumentasi .

Black Propaganda terkadang berasal dari sumber-sumber yang bersahabat, tetapi benar-benar dari suatu musuh. Black Propaganda ditandai oleh presentasinya tentang informasi sumbang/palsu untuk menimbulkan suatu tanggapan diinginkan, dan sering digunakan di dalam rahasia militer atau tempat berlindung operasi psikologis dan oleh jaringan organisasi besar seperti pemerintah atau jaringan teroris.

Black Propaganda menggunakan berbagai macam media sebagai instrumennya mulai dari suat kabar, selebaran resmi atau tidak resmi, siaran radio hingga film produksi Holywood.

Grey Propaganda mungkin datang dari suatu sumber yang menyatakan dirinya netral atau ramah, dan menghadirkan banyak informasi yang menyesatkan dalam suatu cara yang lebih tersembunyi / membahayakan dibanding white propaganda. Kalimat dari grey propaganda ini terkadang tidak logis atau tidak rasional. Tujuannya adalah sebagai upaya persuasif untuk menimbulkan efek emosional bagi target audiensnya

TEKNIK TEKNIK PROPAGANDA

1. Name Calling
Propagandis menyentuh sibol simbol emosional kepada seseorang atau sebuah negara. Targetnya diharapkan merespons sesuai yang dikehendaki propagandis tanpa perlu lagi memeriksa atau mencari bukti bukti. Dengan demikian artinya propagandis semacam menanamkan stereotipe terhadap sasarannya

Contoh : Muncul istilah ”Merah” untuk komunis
Pemimpin buruh menjadi ”bos serikat buruh”

2.Glittering Generalities
Merupakan kebalikan dari teknik Name Calling, Propagandis menggunakan kata kata bermakna ”Positif”. Teknik propaganda ini digunakan untuk menonjolkan propagandis dengan mengidentifikasi dirinya dengan segala apa yang serba luhur dan agung. Dengan kata lain propagandis berusaha menyanjung dirinya mewakili sesuatu yang luhur dan agung. Ungkapan kata-kata “demi keadilan dan kebenaran” menjadi salah satu ciri teknik propaganda ini.

Contoh : 1. Istilah “Dunia Bebas” (free World) adalah generalitas favorit Propagandis barat.
2. “Solidaritas Sosial” dipakai dunia komunis untuk menggambarkan hubungan kompleks diantara negara dan partai Komunis.
3. ”Jiwa Afrika” (The African Soul) diharapkan menciptakan citra kesatuan dan persatuan diantara bangsa Afrika.

3. Bandwagon
Teknik ini digunakan dalam rangka meyakinkan kepada sasaran bahwa semua anggota suatu kelompok (di mana sasaran menjadi anggotanya) menerima programnya, dan oleh karena itu sasaran harus mengikuti kelompok dan segera menggabungkan diri pada kelompok. Dengan kata lain Bandwagon adalah usaha komunikasi persuasif untuk membujuk sasaran mengambil tindakan yang “everyone else is taking, why dont you?”

Contoh: 1. Fruit Tea, Minumannya anak muda
2. U.S. Needs US Strong

4. Transfer
Transfer meliputi kekuasaan, sanksi dan pengaruh sesuatu yang lebih dihormati serta dipuja dari hal lain agar membuat “sesuatu” lebih bisa diterima.
Teknik propaganda transfer bisa digunakan dengan memakai pengaruh seseorang atau tokoh yang paling dikagumi dan berwibawa dalam lingkungan tertentu. Propagandis dalam’hal ini mempunyai maksud agar komunikan terpengaruh secara psikologis terhadap apa yang sedang dipropagandakan. Transfer juga bisa digunakan dengan menggunakan cara simbolik, kata-kata atau Musik.

5. Plain Folks
Propagandis sadar bahwa pendekatan persuasif mereka akan terhambat Jika mereka tampak di mata audiensnya sebagai "orang asing". Oleh sebab itu mereka berusaha mengidentifikasikan sedekat mungkin dengan nilai dan gaya hidup sasaran propaganda dengan menggunakan aksen dan idiom lokal. Dalam upaya meyakinkan sasaran bahwa dia dan gagasan gagasannya bagus karena merupakan bagian dari rakyat.

Contoh : Pada kampanye Pilgub, Pilkada atau Pilpres. Sang calon biasanya menyalami anak kecil, berinteraksi dengan kaum papa atau memeluk dan mencium kaum papa

6. Testimonial (Kesaksian)
Salah satu teknik propaganda yang paling umum digunakan, dimana ditampilkan seseorang (biasanya memiliki reputasi tertentu) untuk bersaksi dengan tujuan mendukung atau tidak mendukung suatu Konsep, Ide, Gagasan atau Produk.

Terkadang Propagandis juga menggunakan lembaga yang dapat dipercaya untuk mendukung atau mengkritik sebuah gagasan atau kesatuan politik, variasi dari propaganda ini adalah mengkaitkan
sesuatunya dengan “kekuasaan” agar sasaran mempercayainya karena “otoritas” yang mengatakan hal itu.

7.Selection
Hampir semua propagandis bahkan ketika menggunakan teknik lain seperti diulas
sebelumnya tergantung pada seleksi fakta, meskipun jarang sangat spesifik dalam
isi faktanya. Ketika presentasi rinci diberikan, propagandis menggunakan hanya
fakta-fakta yang tersedia untuk "membuktikan" sasaran yang telah ditentukannya.

8. Card Staking
Meliputi pemilihan dan pemanfaatan fakta atau kebohongan, ilustrasi atau penyimpangan, dan pernyataan-pernyataan logis atau tidak logis untuk memberikan kasus terbaik atau terburuk pada suatu gagasan, program, orang, atau produk. Teknik ini memilih argument atau bukti yang mendukung sebuah posisi dan mengabaikan hal-hal yang mendukung posisi itu. Argument-argumen yang dipilih bisa benar atau salah

9. Fear Appeal
Sebagai upaya untuk menimbulkan rasa takut. Tujuannya untuk membangun dukungan dengan menanamkan ketakutan di dalam populasi yang umum.

Contoh : Joseph Goebbels memanfaatkan Theodore Kaufman'S dari Jerman untuk mengakui bahwa Sekutu akan membasmi orang-orang Jerman.

10. Argumentum Ad Nauseam
Menggunakan pengulangan (repetisi). Penyebaran suatu gagasan yang diulang-ulang sepanjang waktu, dan gagasan tersebut dinyatakan sebagai suatu kebenaran. media penyebaran terbaik ketika media lainnya sangat sedikit / terbatas dan dikontrol oleh propagator.

11. Black and White Fallacy
Memperkenalkan hanya dua pilihan, dengan produk atau ide yang di sebarkan sebagai pilihan yang terbaik.
Contoh : Silahkan pilih, mesin yang tidak sehat atau menggunakan oli merek X.

12. Obtain Disapproval (Memperoleh Penolakan)
Teknik ini digunakan untuk membujuk suatu target pendengar untuk menyalahkan suatu gagasan atau tindakan dengan mengusulkan bahwa gagasan tersebut sangat terkenal untuk dibenci, menakutkan, atau menyimpan penghinaan terhadap target pendengar tersebut.Dengan begitu jika suatu kelompok mendukung suatu kebijakan tertentu didorong ke arah percaya bahwa yang tidak diinginkan, bersifat subversif, atau orang-orang tercela mendukung kebijakan yang sama, kemudian anggota kelompok boleh memutuskan untuk berubah posisi asli mereka.

13. Rasionalization
Kelompok atau Individu menggunakan keadaan umum baik untuk merasionalkan kepercayaan atau tindakan yang diragukan. ungkapan menyenangkan yang samar-samar sering digunakan untuk membenarkan kepercayaan atau tindakan tersebut.

14. Intentional Vagueness (Ketidakjelasan yang disengaja)
Keadaan umum yang dengan bebas di samar-samar sedemikian rupa sehingga pendengar dapat menafsirkan sendiri. Intentional bermaksud untuk menggerakkan pendengar dengan menggunakan ungkapan tak tergambarkan, tanpa meneliti mencoba atau membenarkan mereka untuk menentukan aplikasi atau bebijaksanaan mereka. Tujuannya adalah untuk menyebabkan orang-orang untuk menggambarkan penafsiran mereka sendiri daripada hanya diberikan suatu gagasan tegas/eksplisit.Dalam usaha untuk " menggambarkan" propaganda ini, pendengar membatalkan pertimbangan yang menyangkut gagasan yang dipresentasikan. Kebenaran mereka, aplikasi dan ketidakbijaksanaan tidaklah dipertimbangkan.

15. Falsifing Information (kesalahan informasi)
Pemusnahan atau penciptaan informasi dari arsip publik, dengan tujuan pembuatan suatu record/ catatan yang salah/palsu dari suatu peristiwa atau tindakan seseorang selama sesi pengadilan, atau mungkin dalam suatu pertempuran.

16. Unstated Assumption (Asumsi yang tidak dinyatakan)
Teknik ini digunakan dalam konsep propaganda ketika propagandis ingin menyebarkan akan nampak kurang nampak terpercaya jika secara terang-terangan dinyatakan. Hal tersebut akan berulangkali dijelaskan dihelaskan dan diperlihatkan.

17. Euphoria
Penggunaan dari suatu peristiwa yang menghasilkan euforia atau kebahagiaan berlebihan sebagai pengganti penyebaran kesedihan berlebihan, atau penggunaan suatu peristiwa yang baik untuk mencoba menutupi yang lain. Atau menciptakan suatu peristiwa perayaan dengan harapan dapat mendorong moril. Euforia dapat digunakan untuk mengambil pikiran seseorang dari suatu perasaan lebih buruk. contohnya suatu liburan atau pawai.

19 Okt 2013

Realitas Konsep Strategi Demonstrasi

Mahasiswa adalah aset umat. Ia bersifat elitis dan eksklusif. Jumlahnya hanya 2 % dari penduduk Indonesia yang 200 juta jiwa. Mahasiswa aktivis lebih elitis lagi, mungkin hanya ada 1 mahasiswa aktivis di antara 10 mahasiswa. Namun, agenda yang mereka perjuangkan sangat populis, dan realistis. Mahasiswa-lah yang bisa membangkitkan semangat perlawanan rakyat terhadap rezim tiran. Mahasiswa-lah yang bisa mengawal reformasi hingga ke titik tujuan. Rakyat menaruh harapan atas kekuatan intelektual dan kekuatan aksi yang mahasiswa miliki.Jadi, pahami dirimu dan sekitarmu, dan mari kita bergerak lagi !
Dengan kekuatan intelektual di atas rata-rata masyarakat awam, mahasiswa memiliki kemudahan untuk mengakses berbagai informasi wacana dan peristiwa dalam lingkup lokal hingga internasional. Begitu juga dengan kemudahan akses literatur ilmiah dan gerakan-gerakan pemikiran, yang pada tujuan akhirnya akan menentukan ideologi atau sistem hidup yang akan dijalaninya. Buku yang ia baca, informasi yang ia terima, tokoh-tokoh yang ia ajak bicara, adalah beberapa faktor utama yang kelak sangat berpengaruh terhadap idealisme hidupnya. Selain kekuatan intelektual yang identik dengan aktivitas ilmiah, mahasiswa juga memiliki kewajiban untuk menguatkan potensi kepekaan sosial politiknya.
Disebut kepekaan sosial karena mahasiswa pada dasarnya adalah bagian dari rakyat. Apapun yang terjadi pada rakyat maka mahasiswa akan turut juga merasakannya. Kenaikan BBM, harga bahan pokok, listrik, dan air misalnya akan memberi ekses terhadap aktivitas kuliah. Disebut kepekaan politik, karena gejolak sosial yang terjadi umumnya selalu merupakan hasil side effect dari aktivitas politik, semisal disahkannya suatu UU. UU Ketenagakerjaan misalnya akan mempengaruhi kesejahteraan dan taraf hidup para buruh. Setelah cerdas secara profesi keilmuan dan cerdas sosial politik, maka sebagai gerakan ekstraparlementer mahasiswa memiliki kewajiban moral untuk mengimplementasikan pengetahuannya itu dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Atau dengan kata lain menyuarakan kepentingan kebenaran dan rakyat. Berbagai metode dapat dilakukan.
Dari bentuk pendampingan, advokasi, public hearing, audiensi dengan pemerintah dan legislatif, hingga demonstrasi (aksi). Demonstrasi adalah cara paling efektif dalam menyuarakan kebenaran, khususnya jika dilaksanakan pada rezim yang antidemokratis dan tiran. Dalam makalah ini, akan dibahas sekelumit tentang manjamen demonstrasi atau aksi, yang selanjutnya akan disebut dengan MoA (Management of Action). Pengetahuan akan MoA ini menjadi penting agar niatan yang benar itu dapat mencapai hasil optimal karena dilakukan dengan cara yang benar pula. MANAJEMEN AKSI: Pengertian Aksi (demontrasi) adalah suatu model pernyataan sikap, penyuaraan pendapat, opini, atau tuntutan yang dilakukan dengan jumlah massa terntentu dan dengan teknik tertentu agar mendapat perhatian dari pihak yang dituju tanpa menggunakan mekanisme konvensional (birokrasi). Demonstrasi juga bertujuan untuk menekan pembuat keputusan untuk melakukan sesuatu.
1. Latar Belakang dan Tujuan Aksi
Umumnya dilatarbelakangi oleh matinya jalur penyampaian aspirasi atau buntunya metode dialog. Dalam trias politika, aspirasi rakyat diwakili oleh anggota legislatif. Namun dalam kondisi pemerintahan yang korup, para legislator tak dapat memainkan perannya, sehingga rakyat langsung mengambil ‘jalan pintas’ dalam bentuk aksi. Aksi juga dilakukan dalam rangka pembentukan opini atau mencari dukungan publik. Dengan demikian isu yang digulirkan harapannya dapat menjadi snowball. Dari isu mahasiswa menjadi isu masyarakat kebanyakan, seperti dalam kasus aksi menuntut mundur Soeharto.
Landasan Hukum Aksi adalah hak bahkan dalam situasi tertentu dapat menjadi kewajiban. Ia dilindungi oleh UU positif. Selain Declaration of Human Right (freedom of speech), hak aksi juga dilindungi oleh UUD 1945 pasal 28 beserta amandemennya. Secara lebih spesifik, aksi ini kemudian diatur dengan adanya UU No. 9/1998 tentang Mekanisme Penyampaian Pendapat di Muka Umum. UU ini mengharuskan panitia aksi harus memberikan pemberitahuan kepada pihak kepolisian setidaknya 3 hari menjelang hari H. Ketentuan lainnya adalah, didalam surat pemberitahuan itu harus ada nama penanggung jawab aksi, waktu pelaksanaan, rute yangh dilewati, isu yang dibawa, jumlah massa, dan bentuk aksi. Selain itu ada juga larangan untuk melakukan aksi pada hari-hari tertntu dan tempat-tempat tertentu. Dalam pandangan aktivis, UU ini pada awal pengesahannya dicurigai sebagai alat untuk mengibiri suara kritis mahasiswa dan rakyat. Dan pada perkembangannya, UU inilah yang digunakan oleh rezim berkuasa via aparat kepolisian untuk mematikan suara oposan, dengan banyak menyeret para aktivis ke penjara.
2. Kode Etik
Untuk menjaga konsistensi gerakan, beberapa elemen gerakan mahasiswa memiliki kode etik aksi. Kode etik ini pula yang menjadi faktor pembeda aksi yang satu dengan aksi yang lainnya.Di KAMMI misalnya, kode etiknya adalah memulai dan menutup aksi dengan doa, tidak membaurkan peserta aksi putra dengan putri, dan tidak mencemooh seseorang dari cacat fisiknya. Faktor pembeda lainnya adalah lirik lagu-lagu perjuangan dan kata-kata pekik teriakan.
3. Mekanisme Lahirnya Keputusan Aksi
Keputusan aksi sebaiknya didiskusikan secara matang analisis SWOT-nya. Organisasi intra kampus mempunyai mekanisme yang berbeda namun hampir sama dengan mahasiswa ekstra. Di ekstra jalur pengambilan keputusan lebih pendek sehingga keputusan aksi dapat lebih cepat dieksekusi. Secara garis besar mekanisme lahirnya keputusan aksi adalah sbb :
a. Diskusi awal (Tim/Dept. Khusus : bidang Sospol), dteruskan ke :
b. Diskusi Lanjutan (pelibatan kader, (unsur UKM), menghadirkan pakar, penerbitan Pers Release), lalu
c. Pembentukan Tim Teknis Aksi
d. Aksi di lapangan
4. Merancang Aksi
Dalam merancang aksi, hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah : planning aksi, perangkat aksi, pelaksanaan, dan kegiatan paska-aksi. Planning aksi dalam tahap perencanaan aksi, hal urgen yang perlu diperhatikan adalah :
a. Tema / Grand Issue
Pilihlah tema atau isu yang sedang hangat menjadi bahan pembicaraan (up to date) atau relevan atau sesuai dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan. Kemudian fokuskan, agar informasi atau opini yang hendak dibangun tidak bias.
b. Target/ Susun target
Baik target teknis seperti pencapaian jumlah massa dan blow up media, dan target esensi seperti isu tuntutan aksi. Begitu juga target siapa yang pihak yang hendak dituju.
c. Skenario
Seperti halnya film, aksi butuh skenario, yang menjadi acuan bergeraknya aksi. Skenario ini mencakup rute, tokoh orator, happening art, dan acara lainnya. Sebaiknya skenario disiapkan lebih dari satu. Jika ada sesuatu hal di lapangan tak memungkinkan berjalannya sebuah skenario, dapat diganti dengan skenario lain (plan B).
d. Massa
Dalam aksi yang mengandalkan massa, strategi penggalangan massa menjadi penting, demikian juga dengan cara mengendalikan massa jika massa berjumlah besar.
e. Pemberitahuan
Tergantung pada kebutuhan. Jika kita memutuskan untuk menulis pemberitahuan, maka lakukan sesuai dengan UU No. 9/1998. Begitu juga dengan pemberitahuan kepada media massa (release awal) agar kelak mereka dapat meliput kita.
media interestAksi yang ‘menarik’ akan disukai oleh media. Karena itu perlu diperhatikan sebuah momen yang khusus didesain untuk konsumsi jurnalis foto, selain press release untuk jurnalis berita.
f. Format
Format atau bentuk aksi adalah pilihan dari banyak bentuk aksi. Pilihannya ada dua, format kekerasan atau nirkekerasan. Sebagai ‘penjaga gawang’ gerakan moral, maka seyogyanya aksi mahasiswa bersifat nirkekerasan. Aksi nirkekerasan ini sangat bervariatif sekali. Dimulai dari aksi diam (bisu), orasi, happening art, aksi topeng, mmogok makan, hingga ke blokade, pengepungan, dan boikot.
5. Perangkat Aksi
Perangkat aksi adalah person-person yang terlibat dalam suksesnya sebuah aksi. Mereka diantaranya adalah :
1. Korlap
Koordinator Lapangan adalah pemegang komando ketika aksi sedang berjalan. Peserta aksi harus mentaati setiap arahan dari korlap. Korlap memperoleh masukan informasi dari perangkat lain yang akan digunakannya untuk mengambil keputusan-keputusan penting. Korlap juga yang bertugas menjaga stamina massa agar tidak loyo dan tetap konsentrasi ke aksi. Korlap bukanlah amanah instant. Ia diperoleh dari proses jangka panjang. Korlap adalah orang paling mengerti tentang isu yang sedang diperjuangkan, sehingga wawasan pengetahuannya dapat dikatakan lebih banyak dari yang lainnya. Korlap dapat juga berorasi.
2. Orator
Terkadang diperlukan orator khusus selain korlap, khususnya pada aksi aliansi atau aksi yang melibatkan tokoh. Para orator ini menyampaikan orasi berdasarkan isu yang telah disepakati bersama. Bobot suatu orasi ditentukan oleh susunan kalimat, data up to date, dan kualitas pernyataan sikap. – AgitatorAgitator adalah pembangkit semangat massa dengan pekik teriakan disela-sela orasi korlap dan orator. Ia juga membantu korlap untuk menjaga stamina massa dengan memimpin lagu dan yel-yel.
3. Negosiator
Terkadang diperlukan person yang khusus bertugas untuk melakukan negosiasi. Negosiasi ini dilakukan kepada aparat polisi atau pihak-pihak yang ingin dituju jika aksi di-setting audiensi.
4. Humas
Tim Humas adalah salah satu elemen penting aksi. Tim humas bertanggung jawab dalam menjembatani aksi kepada para jurnalis. Mereka membuat pers release. Bobot Pers Release itu dibuat berdasarkan nilai-nilai jurnalistik. Disebut sukses jika media tidak bias memuat tuntutan atau opini yang hendak digulirkan oleh aksi.
5. Security/ border
Tim ini bertugas menjaga keamanan peserta aksi. Mereka juga wajib untuk mengidentifikasi para penyusup atau aparat yang hendak memprovokasi agar aksi berakhir chaos. Tim ini memiliki bahasa tersendiri yang hanya diketahui oleh sedikit orang dari peserta aksi.
6. Dokumenter
Tim ini memback-up tim humas. Tetapi inti tugasnya adalah mendokumentasi aksi dari awal hingga akhir serta membuat kronologis aksi. Dokumentasi ini dengan kamera, handycam ataupun notes. Data ini akan digunakan sebagai bukti otentik jika aksi mengalami kekerasan dari aparat atau massa lain.
7. Medik
Tugas ini memang spesifik bagi mereka yang menguasai ilmu medis. Umumnya adalah mahasiswa kedokteran atau mereka yang pernah terlibat dalam aktivitas kepalangmerahan atau bulan sabit merah. Tim ini memberikan pertolongan pertama kepada peserta aski yang mengalami cidera.- LogistikDalam aksi yang disetting lama dan melelahkan. Tim logistik bertugas untuk menyediakan sarana untuk membugarkan peserta aksi seperti air minum, snack dan sound system. Terkadang, mereka juga membuat dan mendesain kertas tuntutan atau karikatur.
8. Tim kreatif
Tim ini memiliki kewenangan untuk mendesain sebuah atraksi seni atau instalasi sesuai amanat hasil musyawarah. Pelaksanaan dan Pasca Aksi Saat massa telah terkumpul di tempat yang telah ditentukan, maka korlap sebaiknya tidak langsung memberangkatkan peserta aksi sebelum ada taujih (nasehat) dan doa. Selain itu perlu juga adanya pemanasan (warming up) dengan cara melatih yel-yel atau orasi untuk pencerdasan peserta aksi. Warming-up ini bertujuan untuk mensolidasi peserta aksi. Setelah kompak, solid, dan cerdas barulah aksi dimulai.Saat aksi, peserta wajib menghormati komnado korlap dan turut menjaga keamanan aksi hingga aksi usai. Jika aksi disetting serius atau aksi bisu maka peserta harus menjauhkan dari kegiatan senda gurau dan ketidakseriusan. Seusai aksi, maka peserta menutupnya dengan doa. Evaluasi juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas aksi berikutnya. Tim humas juga memonitoring media untuk memantau keberhasilan blow-up media dan tingkat ke-bias-an tuntutan.
6. Tips Dan Triks
a. Angle foto
Foto dapat berbicara lebih banyak dari kata-kata. Maka desain aksi yang menyediakan angle foto yang baik akan membuat aksi lebih mudah ter-blow up. Misalnya: aksi LSM Pro Fauna yang membuat balon kura-kura raksasa dalam menentang eksploitasi kura-kura sebagai komoditas.
b. Kalimat poster
Kalimat poster biasanya juga menjadi incaran fotografer. Pilihlah kalimat yang cerdas namun tetap mencerminkan akhlak seorang mahasiswa. Unik dan kreatif adalah kuncinya. Misal : IMF = International Monster Fund.
c. Uniform
Keseragaman pakaian peserta aksi juga dapat menarik perhatian. Pakaian putih-putih, hitam-hitam atau mengenakan pakaian seperti orang utan untuk aksi mendukung keberlangsungan orang utan.
d. Propaganda
Propaganda dibuat untuk mencerdaskan masyarakat di sekitar aksi agar mereka mendukung aksi. Jika aksi dipusat keramaian, maka selebaran propaganda dapat menjadi bacaan yang mengusik perhatian.
e. Pers release
Selain data 5W+1H, pers release juga disusun dengan kalimat baik dan sudah sesuai dengan bahasa koran, sehingga redaktur tidak banyak mengedit. Adanya tambahan data dan angka dapat menambah bobot release.
f. Yel/ lagu
Ciptakanlah yel-yel yang khas dan mudah diingat. Lagu bisa diperoleh dengan mengubah lirik dari lagu yang populis. Yel dan Lagu akan memelihara stamina massa.
g. Symbolized
Simbolisasi perlu dilakukan untuk mencuri perhatian media jika massa aksi tidak terlalu banyak. Misalnya : aksi membawa tikus ke kantor DPRD untuk menyindir anggota dewan yang tak ubahnya seperti tikus-tikus pengerat.
h. Aliansi taktis
Untuk memperkuat posisi tawar, aliansi kadang diperlukan. Aliansi didasarkan pada pertimbangan kesamaan ideologi, atau kesamaan isu , atau kesamaan metode. Jika aliansi ini adalah dari universitas, maka bendera masing-masing universitas wajib untuk ditonjolkan.
i. Menghadapi wartawan
Jika jurnalis TV mewawancarai peserta aksi, sebaiknya peserta tersebut mengarahkannya kepada tim humas atau korlapnya agar jurnalis itu dpat mewawancarai person yang lebih valid dalam memberikan keterangan. Ketika di wawancara, demonstran yang efektif merancang pesannya supaya bisa disampaikan secara utuh dalam tempo 10 hingga 15 detik. Setelah pesan disampaikan secara singkat, padat, dan utuh – baru kemudian dilakukan elaborasi. Ini menjaga agar pesan utama secara utuh tetap bisa tersiar walaupun mungkin elaborasinya terpotong. Hal ini disebabkan karena spot berita TV sangat singkat, berbeda dengan media cetak yang dapat memuat banyak.
Berhadapan dengan wartawan, jauhilah sikap arogan, tampakkanlah sikap ramah dan bersahabat. Sikap arogan membuat wartawan menjaga jarak, bahkan pada titik puncaknya wadah asosiasi mereka akan memboikot setiap kegiatan aksi kita.
Beberapa pertanyaan dari wartawan yang bisa diantisipasi oleh setiap peserta aksi adalah: Mengapa anda berada disini? Apa yang ingin anda capai? Apakah demonstrasi ini sungguh-sungguh merupakan solusi? Apa yang bisa dilakukan oleh khalayak untuk masalah yang anda perjuangkan?

18 Okt 2013

Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan
menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan
ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik
untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang
bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.
 

TUJUAN ANALISIS
Untuk memberikan gambaran hasil analisis keunggulan, kelemahan, peluang dan
ancaman perusahaan secara menyeluruh yang digunakan sebagai dasar atau landasan
penyusunan objective dan strategi perusahaan dalam corporate planning.
 

Outline Proses Rinci
Kerangka SWOT – sebuah matrix dua kali dua – sebaiknya dikerjakan dalam
suatu kelompok yang terdiri dari anggota kunci tim atau organisasi. Pertama, penting
untuk diketahui dengan jelas tentang apa tujuan perubahan kunci, dan terhadap tim atau
organisasi apa analisis SWOT akan dilakukan. Setelah pertanyaan-pertanyaan ini
dijelaskan dan disepakati, mulailah dengan brainstorming gagasan, dan kemudian setelah
itu dipertajam dan diperjelas dalam diskusi.
Perkiraan mengenai kapasitas internal dapat dipakai untuk membantu
mengidentifikasi dimana posisi sebuah proyek atau organisasi saat ini: sumberdaya yang
dapat segera dimanfaatkan dan masalah yang belum juga dapat diselesaikan. Dengan
melakukan hal ini kita dapat mengidentifikasi dimana/kapan sumberdaya baru,
keterampilan atau mitra baru akan dibutuhkan. Bila berpikir tentang kekuatan, perlu
memikirkan tentang contoh-contoh keberhasilan yang nyata dan apa penjelasannya.
-Pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan untuk memikirkan isu-isu di atas antara lain:

Saat ini jenis pengaruh kebijakan apa yang dapat dikerjakan oleh organisasi / proyek kita
dengan sangat terbaik? Dimana kita mengalami sukses terbesar?

-Jenis keterampilan dan kapasitas mempengaruhi kebijakan apa yang kita miliki?
-Di bidang apa staff kita dapat memanfaatkan dengan sangat efektif keterampilan dan kapasitasnya?
-Siapa saja mitra terkuat kita dalam mempengaruhi kebijakan?
-Kapan mereka telah bekerja bersama kita untuk melakukan dampak kebijakan?
-Apa yang dianggap karyawan sebagai kekuatan dan kelemahan utama? Dan mengapa?
-Apa pendapat mereka yang berada diluar organisasi?
Sebuah perkiraan tentang lingkungan eksternal cenderung difokuskan pada apa yang
terjadi di luar organisasi atau pada bidang yang belum mempengaruhi strategi tetapi dapat
saja mempengaruhi strategi – baik secara positif maupun negatif.
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan
mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal
(dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats.
Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi
yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan
sebagai pemecah masalah.
 

Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
• Strengths (kekuatan)
merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep
bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam
tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
• Weakness (kelemahan)
merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau
konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang
terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
• Opportunities (peluang)
merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi
yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu
sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
• Threats (ancaman)
merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
Grid di atas merangkum beberapa bidang subjek yang perlu mempertimbangkan baik
faktor internal maupun faktor eksternal. Grid ini dapat digunakan sebagai judul topik bila
kita bekerja dalam kelompok-kelompok kecil (gagasan yang baik bila kelompokmu lebih
besar dari delapan orang).


Kembali ke pleno / kelompok diskusi, buatlah ranking kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan yang paling penting (mungkin dengan symbol: ++, + dan o).
Dalam kelompok yang lebih besar peserta mungkin suka menentukan skornya sendiri,
mungkin dengan menggunakan sticky dots.
Hasilnya kemudian dapat didiskusikan dan diperdebatkan.
Sangat penting agar kita memperhatikan aksi dan solusi apa saja yang dapat muncul.
Akhiri dengan diskusi yang berorientasi pada aksi. Bagaimana dengahn berdasarkan
kekuatan kelompok dapat membangun untuk memajukan sasaran dan strategi kita? Apa
yang dapat dimasukkan dalam strategi untuk meminimallkan kelemahan kita? Dan
seterusnya. Setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strength dan Weakness dengan faktor luar Opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih
merupakan strategi yang paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling
kecil. Selain pemilihan alternatif analisis Swot juga bisa digunakan untuk melakukan perbaikan dan improvisasi. dengan mengetahui kelebihan (Strength dan opportunity) dan kelemahan kita (weakness dan threat), maka kita melakukan strategi untuk melakukan perbaikan diri. Mungkin salah satu strateginya dengan meningkatkan Strength dan opportunity atau melakukan strategi yang lain yaitu mengurangi weakness dan threat.
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Perencanaan strategis (strategic planner) suatu perusahaan harus menganalisis faktorfaktor
strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) pada kondisi
yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi atau popular disebut Analisis
SWOT. Dalam menganalisis data digunakan teknik deskriptif kualitatif guna menjawab
perumusan permasalahan mengenai apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang
ada pada objek penelitian dan apa saja yang menjadi peluang dan ancaman dari luar yang
harus dihadapinya.
Dalam penelitian dilakukan identifikasi variable-variabel yang merupakan kekuatan dan
peluang yang kemudian digunakan skala likert atas lima tingkat yang terdiri dari: Sangat
baik (5), Baik (4), Cukup baik (3), Kurang baik (2), dan Tidak baik (1), berupa Skala
Likert Keunggulan dan Peluang
Kemudian penelitian dilanjutkan dengan identifikasi variable-variabel yang merupakan
kelemahan dan ancaman dari luar yang kemudian digunakan skala likert atas lima tingkat
yang terdiri dari: Sangat berat (=5), Berat (=4), Cukup berat (=3), Kurang berat (=2), dan
Tidak berat (=1), berupa Skala Likert Tantangan dan Ancaman
Analisis SWOT ini adalah membandingkan antara faktor eksternal, berupa Peluang
(opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal, yang berupa Kekuatan
(strengths) dan Kelemahan (weaknesses).
Selanjutnya, nilai rata-rata masing-masing faktor positif dibandingkan dengan faktor
negatif baik di lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Dan Hasil dari
perhitungan tersebut, dituangkan dalam digram Cartesius.
Dari diagram Cartesius tersebut, dapat diketahui hasil analisis SWOT, sesuai dengan
posisi dari hasil perhitungannya, yaitu:
Sebelah kiri atas -> Startegi Rasionalisasi (Turne around).
Sebelah kanan atas -> Strategi Agresif (Growth).
Sebelah kiri bawah -> Strategi Defensif.
Sebelah Kanan bawah -> Strategi Diversifikasi.
RUANG LINGKUP

-Lingkungan
-Keadaan intern perusahaan
- Peramalan

JENIS DAN SUMBER INFORMASI
1. Intern: data perusahaan dan data dan informasi yang dikumpulkan perusahaan
2. Ekstern: data sekunder, data dan informasi yang diperoleh dari hasil survai atau
pengamatan.


PROSES DAN PERALATAAN ANALISIS
1. Analisis Lingkungan:
a. Ekonomi (business cycle, inflasi dan deflasi, kebijakan moneter, neraca
pembayaran.
b. Pemerintah/perundang-undangan (pusat dan daerah, pemerintah pembeli terbesar,
subsidi, perlindungan industri, kebijakan pemerintah).
c. Pasar/saingan (perubahan struktur kependudukan, distribusi pendapatan, alur
hidup produk/layanan, kemudahan akses masuk, rintangan masuk).
d. Teknologi (bahan baku, cost of labor, sub-assemblies, dan perubahan teknologi).
e. Geographies (lokasi, nusantara)
f. Sosial budaya (cita rasa, nilai yang beruang).


2. Analisis Keadaan Intern Perusahaan:
a. Organisasi (misi, maksud, dan tujuan; Sarana/fasilitas dan teknologi yang
dimiliki; Sistem dan prosedur kerja).
b. Fungsi perusahaan (produksi, pemasaran, keuangan, personalia – SDM).


3. Peralatan Analisis: Peramalan
a. Arti dan peranan peramalan (REPO: rasional, estimate, preparasi, dan
operasional).
b. Ruang lingkup peramalan.
c. Langkah peramalan.
d. Teknik dan metode peramalan.
e. Contoh peramalan.

Analisis Konflik

          Setiap kelompok dalam satu organisasi, dimana didalamnya terjadi interaksi antara satu dengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya konflik. Dalam institusi layanan kesehatan terjadi kelompok interaksi, baik antara kelompok staf dengan staf, staf dengan pasen, staf dengan keluarga dan pengunjung, staf dengan dokter, maupun dengan lainnya yang mana situasi tersebut seringkali dapat memicu terjadinya konflik. Konflik sangat erat kaitannya dengan perasaan manusia, termasuk perasaan diabaikan, disepelekan, tidak dihargai, ditinggalkan, dan juga perasaan jengkel karena kelebihan beban kerja. Perasaan-perasaan tersebut sewaktu-waktu dapat memicu timbulnya kemarahan. Keadaan tersebut akan mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan kegiatannya secara langsung, dan dapat menurunkan produktivitas kerja organisasi secara tidak langsung dengan melakukan banyak kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Dalam suatu organisasi, kecenderungan terjadinya konflik, dapat disebabkan oleh suatu perubahan secara tiba-tiba, antara lain: kemajuan teknologi baru, persaingan ketat, perbedaan kebudayaan dan sistem nilai, serta berbagai macam kepribadian individu.
Organisasi merupakan wadah di mana banyak orang berkumpul dan saling berinteraksi. Organisasi juga terbentuk karena adanya kesamaan misi dan visi yang ingin dicapai. Dari sini setiap individu atau unsur yang terdapat di dalam organisasi tersebut secara langsung maupun tidak langsung harus memegang teguh apa yang menjadi pedoman dan prinsip di dalam organisasi tersebut. Sehingga untuk mencapai visi dan menjalankan misi yang digariskan dapat berjalan dengan baik.
Seiring berjalannya waktu, di dalam organisasi kerap terjadi konflik. Baik konflik internal maupun konflik eksternal antar organisasi. Konflik yang terjadi kadang kala terjadi karena permasalahan yang sangat remeh temeh. Namun justru dengan hal yang remeh temeh itulah sebuah organisasi dapat bertahan lama atau tidak. Mekanisme ataupun manajemen konflik yang diambil pun sangat menentukan posisi organisasi sebagai lembaga yang menjadi payungnya. Kebijakan-kebijakan dan metode komunikasi yang diambil sangat memengaruhi keberlangsungan sebuah organisasi dalam memertahankan anggoa dan segenap komponen di dalamnya.

DEFINISI KONFLIK

§ Situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara beberapa orang, kelompok atau organisasi.
§ Sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua kelompok, yang memiliki tujuan dan pandangan berbeda, dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga mereka berada dalam posisi oposisi, bukan kerjasama.
§ Konflik sebagai suatu perselisihan atau perjuangan yang timbul bila keseimbangan antara perasaan, pikiran, hasrat, dan perilaku seseorang terancam (Deutsch, 1969, dalam La Monica,1998)
§ Konflik adalah perjuangan diantara kekuatan-kekuatan interdependen (Douglass dan Bevis, 1979 dalam La Monica,1998)
§ Konflik adalah suatu keadaan dimana terjadi adanya pertentangan antara dua atau beberapa kekuatan yang berlawanan. Umumnya kekuatan yang dimaksud bersumber dari keinginan manusia.

ASPEK POSITIF DALAM KONFLIK

Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif apabila dikelola dengan baik. Misalnya, konflik dapat menggerakan suatu perubahan :
§ Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan pekerjaan dan tanggung jawab mereka.
§ Memberikan saluran baru untuk komunikasi.
§ Menumbuhkan semangat baru pada staf.
§ Memberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi.
§ Menghasilkan distribusi sumber tenaga yang lebih merata dalam organisasi.
Apabila konflik mengarah pada kondisi destruktif, maka hal ini dapat berdampak pada penurunan efektivitas kerja dalam organisasi baik secara perorangan maupun kelompok, berupa penolakan, resistensi terhadap perubahan, apatis, acuh tak acuh, bahkan mungkin muncul luapan emosi destruktif, berupa demonstrasi.

PENYEBAB KONFLIK

Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab sebagai berikut:
1. Batasan pekerjaan yang tidak jelas
2. Hambatan komunikasi
3. Tekanan waktu
4. Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal
5. Pertikaian antar pribadi
6. Perbedaan status
7. Harapan yang tidak terwujud

PENGELOLAAN KONFLIK

Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan:
1. Disiplin: Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Manajer perawat harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya.
2. Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan: Konflik dapat dikelola dengan mendukung perawat untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan tahapan hidupnya. Misalnya; Perawat junior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi perawat senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
3. Komunikasi: Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.
4. Mendengarkan secara aktif: Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat telah memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan.

TEKNIK ATAU KEAHLIAN UNTUK MENGELOLA KONFLIK

Pendekatan dalam resolusi konflik tergantung pada :
q Konflik itu sendiri
q Karakteristik orang-orang yang terlibat di dalamnya
q Keahlian individu yang terlibat dalam penyelesaian konflik
q Pentingnya isu yang menimbulkan konflik
q Ketersediaan waktu dan tenaga

STRATEGI :
q Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
q Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.

q Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
q Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
q Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
- Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.
- Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.
PETUNJUK PENDEKATAN SITUASI KONFLIK :
q Diawali melalui penilaian diri sendiri
q Analisa isu-isu seputar konflik
q Tinjau kembali dan sesuaikan dengan hasil eksplorasi diri sendiri.
q Atur dan rencanakan pertemuan antara individu-individu yang terlibat konflik
q Memantau sudut pandang dari semua individu yang terlibat
q Mengembangkan dan menguraikan solusi
q Memilih solusi dan melakukan tindakan
q Merencanakan pelaksanaannya

MENGAMATI PROSES KONFLIK

Proses pembicaraan dan penyelesaian konflik di dalam sebuah kelompok sama dengan pada konflik diantara dua kelompok. Keterkaitan tujuan mempengaruhi interaksi internal anggota-anggota kelompok dengan cara yang sama dengan yang dilakukan di antara kelompok (Deutsch, 1973;1980; Tjosvold, 1984). Dalam pembicaraan ini, yang disebut sebagai conflict parties adalah orang-orang, golongan, atau kelompok yang terlibat konflik secara langsung. Interested audiences adalah pihak-pihak yang tidak secara langsung terlibat, namun kehadirannya dapat mempengaruhi. Third parties adalah tidak dilibatkan dan kurang atau lebih objektif tentang konflik. Pengembangan dan manajemen konflik dipelajari dengan cara pengamatan proses kelompok. Pengamat merekam peristiwa interaksi yang mengidentifikasikan pemain-pemain, persoalan-persoalan, dan strategi yang digunakan untuk mengelola konflik. Gambar di bawah ini menunjukkan beragam faktor yang diharapkan oleh pengamat untuk dapat diamati dan direkam. Pengamat akan berusaha menentukan motif dan nilai-nilai pihak yang terlibat terutama pada apa yang mereka pertimbangkan sebagai suatu keuntungan dan kerugian. Norma-norma organisasi mengenai konflik sering dibawa ke dalam kelompok kerja. Sebagai contoh, persaingan mungkin diharapkan di dalam organisasi. Pengamat akan menganalisis komunikasi kelompok untuk menentukan apakah konflik merefleksikan sesuatu yang diharapkan. Pola komunikasi kelompok dan pengaruh sosial merefleksikan strategi untuk menangani konflik. Untuk memahami pola-pola ini, pengamat membutuhkan infomasi tentang isu-isu dalam konflik, sejarah kelompok, dan tingkat dimana kelompok berada di bawah tekanan waktu. Ukuran dan cakupan isu-isu tersebut dapat mempengaruhi strategi yang digunakan (Deutsch, 1971). Sebagai contoh, isu yang besar, persoalan yang menyebar sulit untuk dikelola, misalnya suatu persoalan yang dipandang orang sebagai sesuatu yang prinsipiil. Sejarah interaksi kelompok juga mempengaruhi strategi yang digunakan, seperti mengatasi tekanan waktu pada kelompok. Sebagai contoh, dalam suatu studi, ditemukan bahwa pemberian deadline pada suatu kelompok kerja meningkatkan kecenderungan mereka untuk berkolaborasi. Ketika anggota-anggota kelompok bekerja secara independen, pemberian tekanan waktu membawa pada situasi persaingan di antara mereka (Carnevale & Lawler, 1986).
Negosiasi
Tanpa kita sadari, setiap hari kita sesungguhnya selalu melakukan negosiasi. Negosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan setiap saat dan terjadi hampir di setiap aspek kehidupan kita. Selain itu negosiasi adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi dan menyelesaikan konflik atau perbedaan kepentingan.
Kita memperoleh apa yang kita inginkan melalui negosiasi. Mulai dari bangun pagi, mungkin kita harus mengambil kesepakatan siapa yang harus menggunakan kamar mandi terlebih dahulu, kemudian apakah sopir harus mengantar isteri anda atau anda terlebih dahulu. Demikian pula di kantor misalnya kita melakukan negosiasi dalam rapat direksi, rapat staf, bahkan untuk menentukan di mana akan makan siang kita harus bernegosiasi dengan rekan sekerja kita. Jadi kita semua pada dasarnya adalah negosiator. Beberapa dari kita melakukannya dengan baik, sedangkan sebagian lagi tidak pernah memenangkan negosiasi. Sebagian kita hanya menjadi pengikut atau selalu mengikuti dan mengakomodasi kepentingan orang lain. Negosiasi dilakukan oleh semua manusia yang berinteraksi dengan manusia lainnya. Mulai dari anak kecil sampai orang tua, semua lapisan dari kalangan sosial terbawah sampai dengan kaum elit di kalangan atas.
Negosiasi dilakukan mulai dari rumah, sekolah, kantor, dan semua aspek kehidupan kita. Oleh karena itu penting bagi kita dalam rangka mengembangkan dan mengelola diri (manajemen diri), untuk dapat memahami dasar-dasar, prinsip dan teknik-teknik bernegosiasi sehingga kita dapat melakukan negosiasi serta membangun relasi yang jauh lebih efektif dan lebih baik dengan siapa saja.
Kita bernegosiasi dengan siapa saja, mulai dari isteri atau suami, anak, orang tua, bos kita, teman dan relasi bisnis. Dan kegiatan negosiasi kita lakukan setiap saat setiap hari. Negosiasi dapat berupa apa saja – gaji kita, mobil dan rumah yang kita beli, biaya servis mobil, biaya liburan keluarga, dan sebagainya.
Negosiasi terjadi ketika kita melihat bahwa orang lain memiliki atau menguasai sesuatu yang kita inginkan. Tetapi sekedar menginginkan tidak cukup. Kita harus melakukan negosiasi untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dari pihak lain yang memilikinya dan yang juga mempunyai keinginan atas sesuatu yang kita miliki. Sedangkan agar negosiasi dapat terjadi dengan sukses, kita harus juga bersiap untuk memberikan atau merelakan sesuatu yang bernilai yang dapat kita tukar dengan sesuatu yang kita inginkan tersebut.
Dalam buku Teach Yourself Negotiating, karangan Phil Baguley, dijelaskan tentang definisi NEGOSIASI yaitu suatu cara untuk menetapkan keputusan yang dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang. Sedangkan negosiasi memiliki sejumlah karakteristik utama,yaitu:
1. senantiasa melibatkan orang – baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok;
2. memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi;
3. menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu –baik berupa tawar menawar (bargain) maupun tukar menukar (barter);
4. hampir selalu berbentuk tatap-muka –yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun ekspresi wajah;
5. negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan terjadi;
6. ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak sepakat.
Manajemen Konflik
Karena setiap negosiasi memiliki potensi konflik dalam seluruh prosesnya, penting sekali bagi kita untuk memahami cara mengatasi atau menyelesaikan konflik. Untuk menjelaskan berbagai alternatif penyelesaian konflik dipandang dari sudut menang – kalah masing-masing pihak, ada empat kuadran manajemen konflik:
1. Kuadran Kalah-Kalah (Menghindari konflik)
Kuadran keempat ini menjelaskan cara mengatasi konflik dengan menghindari konflik dan mengabaikan masalah yang timbul. Atau bisa berarti bahwa kedua belah pihak tidak sepakat untuk menyelesaikan konflik atau menemukan kesepakatan untuk mengatasi konflik tersebut. Kita tidak memaksakan keinginan kita dan sebaliknya tidak terlalu menginginkan sesuatu yang dimiliki atau dikuasai pihak lain.
Cara ini sebetulnya hanya bisa kita lakukan untuk potensi konflik yang ringan dan tidak terlalu penting. Jadi agar tidak menjadi beban dalam pikiran atau kehidupan kita, sebaiknya memang setiap potensi konflik harus dapat segera diselesaikan.
2. Kuadran Menang-Kalah (Persaingan)
Kuadran kedua ini memastikan bahwa kita memenangkan konflik dan pihak lain kalah. Biasanya kita menggunakan kekuasaan atau pengaruh kita untuk memastikan bahwa dalam konflik tersebut kita yang keluar sebagai pemenangnya. Biasanya pihak yang kalah akan lebih mempersiapkan diri dalam pertemuan berikutnya, sehingga terjadilah suatu suasana persaingan atau kompetisi di antara kedua pihak.
Gaya penyelesaian konflik seperti ini sangat tidak mengenakkan bagi pihak yang merasa terpaksa harus berada dalam posisi kalah, sehingga sebaiknya hanya digunakan dalam keadaan terpaksa yang membutuhkan penyelesaian yang cepat dan tegas.
3. Kuadran Kalah-Menang (Mengakomodasi)
Agak berbeda dengan kuadran kedua, kuadran ketiga yaitu kita kalah – mereka menang ini berarti kita berada dalam posisi mengalah atau mengakomodasi kepentingan pihak lain. Gaya ini kita gunakan untuk menghindari kesulitan atau masalah yang lebih besar. Gaya ini juga merupakan upaya untuk mengurangi tingkat ketegangan akibat dari konflik tersebut atau menciptakan perdamaian yang kita inginkan.
Mengalah dalam hal ini bukan berarti kita kalah, tetapi kita menciptakan suasana untuk memungkinkan penyelesaian yang paripurna terhadap konflik yang timbul antara kedua pihak. Mengalah memiliki esensi kebesaran jiwa dan memberi kesempatan kepada pihak lain untuk juga mau mengakomodasi kepentingan kita sehingga selanjutnya kita bersama bisa menuju ke kuadran pertama.
4. Kuadran Menang-Menang (Kolaborasi)
Kuadran pertama ini disebut dengan gaya manajemen konflik kolaborasi atau bekerja sama. Tujuan kita adalah mengatasi konflik dengan menciptakan penyelesaian melalui konsensus atau kesepakatan bersama yang mengikat semua pihak yang bertikai. Proses ini biasanya yang paling lama memakan waktu karena harus dapat mengakomodasi kedua kepentingan yang biasanya berada di kedua ujung ekstrim satu sama lainnya.
Proses ini memerlukan komitmen yang besar dari kedua pihak untuk menyelesaikannya dan dapat menumbuhkan hubungan jangka panjang yang kokoh . Secara sederhana proses ini dapat dijelaskan bahwa masing-masing pihak memahami dengan sepenuhnya keinginan atau tuntutan pihak lainnya dan berusaha dengan penuh komitmen untuk mencari titik temu kedua kepentingan tersebut.
Negosiasi dengan Hati
Pada dasarnya negosiasi adalah cara bagaimana kita mengenali, mengelola dan mengendalikan emosi kita dan emosi pihak lain. Di sinilah seringkali banyak di antara kita tidak menyadari bahwa negosiasi sebenarnya lebih banyak melibatkan apa yang ada di dalam hati atau jiwa seseorang. Ini seperti gambaran sebuah gunung es, di mana puncak yang kelihatan merupakan hal-hal yang formal, tuntutan yang dinyatakan dengan jelas, kebijakan atau prosedur perusahaan, maupun hubungan atau relasi bisnis yang didasarkan pada hitungan untung rugi.
Sedangkan yang sering dilupakan dalam proses negosiasi adalah hal-hal yang tidak kelihatan, seperti misalnya hasrat, keinginan, perasaan, nilai-nilai maupun keyakinan yang dianut oleh individual yang terlibat dalam konflik atau yang terlibat dalam proses negosiasi. Hal-hal yang di dalam inilah justru seringkali menjadi kunci terciptanya negosiasi yang sukses dan efektif.
Negosiasi sebenarnya melibatkan tiga hal pokok yang kami sebut sebagai Negotiation Triangle, yaitu terdiri dari HEART (yaitu karakter atau apa yang ada di dalam kita yang menjadi dasar dalam kita melakukan negosiasi), HEAD (yaitu metoda atau teknik-teknik yang kita gunakan dalam melakukan negosiasi), HANDS (yaitu kebiasaan-kebiasaan dan perilaku kita dalam melakukan negosiasi yang semakin menunjukkan jam terbang kita menuju keunggulan atau keahlian dalam bernegosiasi).
Jadi sebenarnya tidaklah cukup melakukan negosiasi hanya berdasarkan hal-hal formal, kebijakan dan prosedur, atau teknik-teknik dalam negosiasi. Justru kita perlu menggunakan ketiga komponen tersebut yaitu: karakter, metoda dan perilaku.
Dalam banyak hal, negosiasi justru tidak terselesaikan di meja perundingan atau meja rapat formal, tetapi justru dalam suasana yang lebih informal dan relaks, di mana kedua pihak berbicara dengan hati dan memanfaatkan sisi kemanusiaan pihak lainnya. Karena pada dasarnya selain hal-hal formal yang ada dalam proses negosiasi, setiap manusia memiliki keinginan, hasrat, perasaan, nilai-nilai dan keyakinan yang menjadi dasar bagi setiap langkah pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Langkah-langkah bernegosiasi
Persiapan
Langkah pertama dalam melakukan negosiasi adalah langkah persiapan. Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi negosiasi yang akan kita lakukan. Hal tersebut akan memberikan rasa percaya diri yang kita butuhkan dalam melakukan negosiasi. Yang pertama harus kita lakukan dalam langkah persiapan adalah menentukan secara jelas apa yang ingin kita capai dalam negosiasi. Tujuan ini harus jelas dan terukur, sehingga kita bisa membangun ruang untuk bernegosiasi. Tanpa tujuan yang terukur, kita tidak memiliki pegangan untuk melakukan tawar-menawar atau berkompromi dengan pihak lainnya.
Hal kedua dalam persiapan negosiasi adalah kesiapan mental kita. Usahakan kita dalam kondisi relaks dan tidak tegang. Cara yang paling mudah adalah dengan melakukan relaksasi (sudah pernah kita bahas dalam edisi Mandiri 22). Bagi kita yang menguasai teknik pemrograman kembali bawah sadar (subconscious reprogramming) kita dapat melakukan latihan negosiasi dalam pikiran bawah sadar kita, sehingga setelah melakukannya berkali-kali secara mental, kita menjadi lebih siap dan percaya diri.
Pembukaan
Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita bayangkan. Kita harus mampu menciptakan atmosfir atau suasana yang tepat sebelum proses negosiasi dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan baik dan benar, kita perlu memiliki rasa percaya diri, ketenangan, dan kejelasan dari tujuan kita melakukan negosiasi. Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam mengawali negosiasi yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive (tegas, tidak plin-plan), dan firm (teguh dalam pendirian). Senyum juga salah satu hal yang kita perlukan dalam mengawali sebuah negosiasi, sehingga hal tersebut akan memberikan perasaan nyaman dan terbuka bagi kedua pihak. Berikut ada beberapa tahapan dalam mengawali sebuah negosiasi:
a. Jangan memegang apa pun di tangan kanan anda ketika memasuki ruangan negosiasi;
b. Ulurkan tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu;
c. Jabat tangan dengan tegas dan singkat;
d. Berikan senyum dan katakan sesuatu yang pas untuk mengawali pembicaraan.
Selanjutnya dalam pembicaraan awal, mulailah dengan membangun common ground, yaitu sesuatu yang menjadi kesamaan antar kedua pihak dan dapat dijadikan landasan bahwa pada dasarnya selain memiliki perbedaan, kedua pihak memiliki beberapa kesamaan yang dapat dijadikan dasar untuk membangun rasa percaya.
Memulai proses negosiasi
Langkah pertama dalam memulai proses negosiasi adalah menyampaikan (proposing) apa yang menjadi keinginan atau tuntutan kita. Yang perlu diperhatikan dalam proses penyampaian tujuan kita tersebut adalah:
a. Tunggu saat yang tepat bagi kedua pihak untuk memulai pembicaraan pada materi pokok negosiasi;
b. Sampaikan pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda secara jelas, singkat dan penuh percaya diri;
c. Tekankan bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan untuk mencapai suatu kesepakatan dengan mereka;
d. Sediakan ruang untuk manuver atau tawar-menawar dalam negosiasi, jangan membuat hanya dua pilihan ya atau tidak;
e. Sampaikan bahwa ”jika mereka memberi anda ini anda akan memberi mereka itu – if you’ll give us this, we’ll give you that.” Sehingga mereka mengerti dengan jelas apa yang harus mereka berikan sebagai kompensasi dari apa yang akan kita berikan.
f. Hal kedua dalam tahap permulaan proses negosiasi adalah mendengarkan dengan efektif apa yang ditawarkan atau yang menjadi tuntutan pihak lain. Mendengar dengan efektif memerlukan kebiasaan dan teknik-teknik tertentu. Seperti misalnya bagaimana mengartikan gerakan tubuh dan ekspresi wajah pembicara. Usahakan selalu membangun kontak mata dengan pembicara dan kita berada dalam kondisi yang relaks namun penuh perhatian.
Zona Tawar Menawar (The Bargaining Zone)
Dalam proses inti dari negosiasi, yaitu proses tawar menawar, kita perlu mengetahui apa itu The Bargaining Zone (TBZ). TBZ adalah suatu wilayah ruang yang dibatasi oleh harga penawaran pihak penjual (Seller’s Opening Price) dan Tawaran awal oleh pembeli (Buyer’s Opening Offer). Di antara kedua titik tersebut terdapat Buyer’s Ideal Offer, Buyer’s Realistic Price dan Buyer’s Highest Price pada sisi pembeli dan Seller’s Ideal Price, Seller’s Realistic Price dan Seller’s Lowest Price pada sisi pembeli.
Kesepakatan kedua belah pihak yang paling baik adalah terjadi di dalam wilayah yang disebut Final Offer Zone yang dibatasi oleh Seller’s Realistic Price dan Buyer’s Realistic Price. Biasanya kesepakatan terjadi ketika terdapat suatu overlap antara pembeli dan penjual dalam wilayah Final Offer Zone.
Membangun Kesepakatan
Babak terakhir dalam proses negosiasi adalah membangun kesepakatan dan menutup negosiasi. Ketika tercapai kesepakatan biasanya kedua pihak melakukan jabat tangan sebagai tanda bahwa kesepakatan (deal or agreement) telah dicapai dan kedua pihak memiliki komitmen untuk melaksanakannya.
Yang perlu kita ketahui dalam negosiasi tidak akan pernah tercapai kesepakatan kalau sejak awal masing-masing atau salah satu pihak tidak memiliki niat untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan harus dibangun dari keinginan atau niat dari kedua belah pihak, sehingga kita tidak bertepuk sebelah tangan.
Karena itu, penting sekali dalam awal-awal negosiasi kita memahami dan mengetahui sikap dari pihak lain, melalui apa yang disampaikan secara lisan, bahasa gerak tubuh maupun ekspresi wajah. Karena jika sejak awal salah satu pihak ada yang tidak memiliki niat atau keinginan untuk mencapai kesepakatan, maka hal tersebut berarti membuang waktu dan energi kita. Untuk itu perlu dicari jalan lain, seperti misalnya: conciliation, mediation dan arbitration melalui pihak ketiga.