Mahasiswa
adalah aset umat. Ia bersifat elitis dan eksklusif. Jumlahnya hanya 2 %
dari penduduk Indonesia yang 200 juta jiwa. Mahasiswa aktivis lebih
elitis lagi, mungkin hanya ada 1 mahasiswa aktivis di antara 10
mahasiswa. Namun, agenda yang mereka perjuangkan sangat populis, dan
realistis. Mahasiswa-lah yang bisa membangkitkan semangat perlawanan
rakyat terhadap rezim tiran. Mahasiswa-lah yang bisa mengawal reformasi
hingga ke titik tujuan. Rakyat menaruh harapan atas kekuatan intelektual
dan kekuatan aksi yang mahasiswa miliki.Jadi, pahami dirimu dan
sekitarmu, dan mari kita bergerak lagi !
Dengan
kekuatan intelektual di atas rata-rata masyarakat awam, mahasiswa
memiliki kemudahan untuk mengakses berbagai informasi wacana dan
peristiwa dalam lingkup lokal hingga internasional. Begitu juga dengan
kemudahan akses literatur ilmiah dan gerakan-gerakan pemikiran, yang
pada tujuan akhirnya akan menentukan ideologi atau sistem hidup yang
akan dijalaninya. Buku yang ia baca, informasi yang ia terima,
tokoh-tokoh yang ia ajak bicara, adalah beberapa faktor utama yang kelak
sangat berpengaruh terhadap idealisme hidupnya. Selain kekuatan
intelektual yang identik dengan aktivitas ilmiah, mahasiswa juga
memiliki kewajiban untuk menguatkan potensi kepekaan sosial politiknya.
Disebut
kepekaan sosial karena mahasiswa pada dasarnya adalah bagian dari
rakyat. Apapun yang terjadi pada rakyat maka mahasiswa akan turut juga
merasakannya. Kenaikan BBM, harga bahan pokok, listrik, dan air misalnya
akan memberi ekses terhadap aktivitas kuliah. Disebut kepekaan politik,
karena gejolak sosial yang terjadi umumnya selalu merupakan hasil side
effect dari aktivitas politik, semisal disahkannya suatu UU. UU
Ketenagakerjaan misalnya akan mempengaruhi kesejahteraan dan taraf hidup
para buruh. Setelah cerdas secara profesi keilmuan dan cerdas sosial
politik, maka sebagai gerakan ekstraparlementer mahasiswa memiliki
kewajiban moral untuk mengimplementasikan pengetahuannya itu dalam
bentuk pengabdian kepada masyarakat. Atau dengan kata lain menyuarakan
kepentingan kebenaran dan rakyat. Berbagai metode dapat dilakukan.
Dari
bentuk pendampingan, advokasi, public hearing, audiensi dengan
pemerintah dan legislatif, hingga demonstrasi (aksi). Demonstrasi adalah
cara paling efektif dalam menyuarakan kebenaran, khususnya jika
dilaksanakan pada rezim yang antidemokratis dan tiran. Dalam makalah
ini, akan dibahas sekelumit tentang manjamen demonstrasi atau aksi, yang
selanjutnya akan disebut dengan MoA (Management of Action). Pengetahuan
akan MoA ini menjadi penting agar niatan yang benar itu dapat mencapai
hasil optimal karena dilakukan dengan cara yang benar pula. MANAJEMEN
AKSI: Pengertian Aksi (demontrasi) adalah suatu model pernyataan sikap,
penyuaraan pendapat, opini, atau tuntutan yang dilakukan dengan jumlah
massa terntentu dan dengan teknik tertentu agar mendapat perhatian dari
pihak yang dituju tanpa menggunakan mekanisme konvensional (birokrasi).
Demonstrasi juga bertujuan untuk menekan pembuat keputusan untuk
melakukan sesuatu.
1. Latar Belakang dan Tujuan Aksi
Umumnya
dilatarbelakangi oleh matinya jalur penyampaian aspirasi atau buntunya
metode dialog. Dalam trias politika, aspirasi rakyat diwakili oleh
anggota legislatif. Namun dalam kondisi pemerintahan yang korup, para
legislator tak dapat memainkan perannya, sehingga rakyat langsung
mengambil ‘jalan pintas’ dalam bentuk aksi. Aksi juga dilakukan
dalam rangka pembentukan opini atau mencari dukungan publik. Dengan
demikian isu yang digulirkan harapannya dapat menjadi snowball. Dari isu
mahasiswa menjadi isu masyarakat kebanyakan, seperti dalam kasus aksi
menuntut mundur Soeharto.
Landasan
Hukum Aksi adalah hak bahkan dalam situasi tertentu dapat menjadi
kewajiban. Ia dilindungi oleh UU positif. Selain Declaration of Human
Right (freedom of speech), hak aksi juga dilindungi oleh UUD 1945 pasal
28 beserta amandemennya. Secara lebih spesifik, aksi ini kemudian diatur
dengan adanya UU No. 9/1998 tentang Mekanisme Penyampaian Pendapat di
Muka Umum. UU ini mengharuskan panitia aksi harus memberikan
pemberitahuan kepada pihak kepolisian setidaknya 3 hari menjelang hari
H. Ketentuan lainnya adalah, didalam surat pemberitahuan itu harus ada
nama penanggung jawab aksi, waktu pelaksanaan, rute yangh dilewati, isu
yang dibawa, jumlah massa, dan bentuk aksi. Selain itu ada juga larangan
untuk melakukan aksi pada hari-hari tertntu dan tempat-tempat tertentu.
Dalam pandangan aktivis, UU ini pada awal pengesahannya dicurigai
sebagai alat untuk mengibiri suara kritis mahasiswa dan rakyat. Dan pada
perkembangannya, UU inilah yang digunakan oleh rezim berkuasa via
aparat kepolisian untuk mematikan suara oposan, dengan banyak menyeret
para aktivis ke penjara.
2. Kode Etik
Untuk
menjaga konsistensi gerakan, beberapa elemen gerakan mahasiswa memiliki
kode etik aksi. Kode etik ini pula yang menjadi faktor pembeda aksi
yang satu dengan aksi yang lainnya.Di KAMMI misalnya, kode etiknya
adalah memulai dan menutup aksi dengan doa, tidak membaurkan peserta
aksi putra dengan putri, dan tidak mencemooh seseorang dari cacat
fisiknya. Faktor pembeda lainnya adalah lirik lagu-lagu perjuangan dan
kata-kata pekik teriakan.
3. Mekanisme Lahirnya Keputusan Aksi
Keputusan
aksi sebaiknya didiskusikan secara matang analisis SWOT-nya. Organisasi
intra kampus mempunyai mekanisme yang berbeda namun hampir sama dengan
mahasiswa ekstra. Di ekstra jalur pengambilan keputusan lebih pendek
sehingga keputusan aksi dapat lebih cepat dieksekusi. Secara garis besar
mekanisme lahirnya keputusan aksi adalah sbb :
a. Diskusi awal (Tim/Dept. Khusus : bidang Sospol), dteruskan ke :
b. Diskusi Lanjutan (pelibatan kader, (unsur UKM), menghadirkan pakar, penerbitan Pers Release), lalu
c. Pembentukan Tim Teknis Aksi
d. Aksi di lapangan
4. Merancang Aksi
Dalam
merancang aksi, hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah : planning
aksi, perangkat aksi, pelaksanaan, dan kegiatan paska-aksi. Planning
aksi dalam tahap perencanaan aksi, hal urgen yang perlu diperhatikan
adalah :
a. Tema / Grand Issue
Pilihlah
tema atau isu yang sedang hangat menjadi bahan pembicaraan (up to date)
atau relevan atau sesuai dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan.
Kemudian fokuskan, agar informasi atau opini yang hendak dibangun tidak
bias.
b. Target/ Susun target
Baik
target teknis seperti pencapaian jumlah massa dan blow up media, dan
target esensi seperti isu tuntutan aksi. Begitu juga target siapa yang
pihak yang hendak dituju.
c. Skenario
Seperti
halnya film, aksi butuh skenario, yang menjadi acuan bergeraknya aksi.
Skenario ini mencakup rute, tokoh orator, happening art, dan acara
lainnya. Sebaiknya skenario disiapkan lebih dari satu. Jika ada sesuatu
hal di lapangan tak memungkinkan berjalannya sebuah skenario, dapat
diganti dengan skenario lain (plan B).
d. Massa
Dalam
aksi yang mengandalkan massa, strategi penggalangan massa menjadi
penting, demikian juga dengan cara mengendalikan massa jika massa
berjumlah besar.
e. Pemberitahuan
Tergantung
pada kebutuhan. Jika kita memutuskan untuk menulis pemberitahuan, maka
lakukan sesuai dengan UU No. 9/1998. Begitu juga dengan pemberitahuan
kepada media massa (release awal) agar kelak mereka dapat meliput kita.
media interestAksi yang ‘menarik’ akan disukai oleh media. Karena itu perlu diperhatikan sebuah momen yang khusus didesain untuk konsumsi jurnalis foto, selain press release untuk jurnalis berita.
media interestAksi yang ‘menarik’ akan disukai oleh media. Karena itu perlu diperhatikan sebuah momen yang khusus didesain untuk konsumsi jurnalis foto, selain press release untuk jurnalis berita.
f. Format
Format
atau bentuk aksi adalah pilihan dari banyak bentuk aksi. Pilihannya ada
dua, format kekerasan atau nirkekerasan. Sebagai ‘penjaga gawang’
gerakan moral, maka seyogyanya aksi mahasiswa bersifat nirkekerasan.
Aksi nirkekerasan ini sangat bervariatif sekali. Dimulai dari aksi diam
(bisu), orasi, happening art, aksi topeng, mmogok makan, hingga ke
blokade, pengepungan, dan boikot.
5. Perangkat Aksi
Perangkat aksi adalah person-person yang terlibat dalam suksesnya sebuah aksi. Mereka diantaranya adalah :
1. Korlap
Koordinator
Lapangan adalah pemegang komando ketika aksi sedang berjalan. Peserta
aksi harus mentaati setiap arahan dari korlap. Korlap memperoleh masukan
informasi dari perangkat lain yang akan digunakannya untuk mengambil
keputusan-keputusan penting. Korlap juga yang bertugas menjaga stamina
massa agar tidak loyo dan tetap konsentrasi ke aksi. Korlap bukanlah
amanah instant. Ia diperoleh dari proses jangka panjang. Korlap adalah
orang paling mengerti tentang isu yang sedang diperjuangkan, sehingga
wawasan pengetahuannya dapat dikatakan lebih banyak dari yang lainnya.
Korlap dapat juga berorasi.
2. Orator
Terkadang
diperlukan orator khusus selain korlap, khususnya pada aksi aliansi
atau aksi yang melibatkan tokoh. Para orator ini menyampaikan orasi
berdasarkan isu yang telah disepakati bersama. Bobot suatu orasi
ditentukan oleh susunan kalimat, data up to date, dan kualitas
pernyataan sikap. – AgitatorAgitator adalah pembangkit semangat massa
dengan pekik teriakan disela-sela orasi korlap dan orator. Ia juga
membantu korlap untuk menjaga stamina massa dengan memimpin lagu dan
yel-yel.
3. Negosiator
Terkadang
diperlukan person yang khusus bertugas untuk melakukan negosiasi.
Negosiasi ini dilakukan kepada aparat polisi atau pihak-pihak yang ingin
dituju jika aksi di-setting audiensi.
4. Humas
Tim
Humas adalah salah satu elemen penting aksi. Tim humas bertanggung
jawab dalam menjembatani aksi kepada para jurnalis. Mereka membuat pers
release. Bobot Pers Release itu dibuat berdasarkan nilai-nilai
jurnalistik. Disebut sukses jika media tidak bias memuat tuntutan atau
opini yang hendak digulirkan oleh aksi.
5. Security/ border
Tim
ini bertugas menjaga keamanan peserta aksi. Mereka juga wajib untuk
mengidentifikasi para penyusup atau aparat yang hendak memprovokasi agar
aksi berakhir chaos. Tim ini memiliki bahasa tersendiri yang hanya
diketahui oleh sedikit orang dari peserta aksi.
6. Dokumenter
Tim
ini memback-up tim humas. Tetapi inti tugasnya adalah mendokumentasi
aksi dari awal hingga akhir serta membuat kronologis aksi. Dokumentasi
ini dengan kamera, handycam ataupun notes. Data ini akan digunakan
sebagai bukti otentik jika aksi mengalami kekerasan dari aparat atau
massa lain.
7. Medik
Tugas
ini memang spesifik bagi mereka yang menguasai ilmu medis. Umumnya
adalah mahasiswa kedokteran atau mereka yang pernah terlibat dalam
aktivitas kepalangmerahan atau bulan sabit merah. Tim ini memberikan
pertolongan pertama kepada peserta aski yang mengalami cidera.-
LogistikDalam aksi yang disetting lama dan melelahkan. Tim logistik
bertugas untuk menyediakan sarana untuk membugarkan peserta aksi seperti
air minum, snack dan sound system. Terkadang, mereka juga membuat dan
mendesain kertas tuntutan atau karikatur.
8. Tim kreatif
Tim
ini memiliki kewenangan untuk mendesain sebuah atraksi seni atau
instalasi sesuai amanat hasil musyawarah. Pelaksanaan dan Pasca Aksi
Saat massa telah terkumpul di tempat yang telah ditentukan, maka korlap
sebaiknya tidak langsung memberangkatkan peserta aksi sebelum ada taujih
(nasehat) dan doa. Selain itu perlu juga adanya pemanasan (warming up)
dengan cara melatih yel-yel atau orasi untuk pencerdasan peserta aksi.
Warming-up ini bertujuan untuk mensolidasi peserta aksi. Setelah kompak,
solid, dan cerdas barulah aksi dimulai.Saat aksi, peserta wajib
menghormati komnado korlap dan turut menjaga keamanan aksi hingga aksi
usai. Jika aksi disetting serius atau aksi bisu maka peserta harus
menjauhkan dari kegiatan senda gurau dan ketidakseriusan. Seusai aksi,
maka peserta menutupnya dengan doa. Evaluasi juga dilakukan untuk
meningkatkan kualitas aksi berikutnya. Tim humas juga memonitoring media
untuk memantau keberhasilan blow-up media dan tingkat ke-bias-an
tuntutan.
6. Tips Dan Triks
a. Angle foto
Foto
dapat berbicara lebih banyak dari kata-kata. Maka desain aksi yang
menyediakan angle foto yang baik akan membuat aksi lebih mudah ter-blow
up. Misalnya: aksi LSM Pro Fauna yang membuat balon kura-kura raksasa
dalam menentang eksploitasi kura-kura sebagai komoditas.
b. Kalimat poster
Kalimat
poster biasanya juga menjadi incaran fotografer. Pilihlah kalimat yang
cerdas namun tetap mencerminkan akhlak seorang mahasiswa. Unik dan
kreatif adalah kuncinya. Misal : IMF = International Monster Fund.
c. Uniform
Keseragaman
pakaian peserta aksi juga dapat menarik perhatian. Pakaian putih-putih,
hitam-hitam atau mengenakan pakaian seperti orang utan untuk aksi
mendukung keberlangsungan orang utan.
d. Propaganda
Propaganda
dibuat untuk mencerdaskan masyarakat di sekitar aksi agar mereka
mendukung aksi. Jika aksi dipusat keramaian, maka selebaran propaganda
dapat menjadi bacaan yang mengusik perhatian.
e. Pers release
Selain
data 5W+1H, pers release juga disusun dengan kalimat baik dan sudah
sesuai dengan bahasa koran, sehingga redaktur tidak banyak mengedit.
Adanya tambahan data dan angka dapat menambah bobot release.
f. Yel/ lagu
Ciptakanlah
yel-yel yang khas dan mudah diingat. Lagu bisa diperoleh dengan
mengubah lirik dari lagu yang populis. Yel dan Lagu akan memelihara
stamina massa.
g. Symbolized
Simbolisasi
perlu dilakukan untuk mencuri perhatian media jika massa aksi tidak
terlalu banyak. Misalnya : aksi membawa tikus ke kantor DPRD untuk
menyindir anggota dewan yang tak ubahnya seperti tikus-tikus pengerat.
h. Aliansi taktis
Untuk
memperkuat posisi tawar, aliansi kadang diperlukan. Aliansi didasarkan
pada pertimbangan kesamaan ideologi, atau kesamaan isu , atau kesamaan
metode. Jika aliansi ini adalah dari universitas, maka bendera
masing-masing universitas wajib untuk ditonjolkan.
i. Menghadapi wartawan
Jika
jurnalis TV mewawancarai peserta aksi, sebaiknya peserta tersebut
mengarahkannya kepada tim humas atau korlapnya agar jurnalis itu dpat
mewawancarai person yang lebih valid dalam memberikan keterangan. Ketika
di wawancara, demonstran yang efektif merancang pesannya supaya bisa
disampaikan secara utuh dalam tempo 10 hingga 15 detik. Setelah pesan
disampaikan secara singkat, padat, dan utuh – baru kemudian dilakukan
elaborasi. Ini menjaga agar pesan utama secara utuh tetap bisa tersiar
walaupun mungkin elaborasinya terpotong. Hal ini disebabkan karena spot
berita TV sangat singkat, berbeda dengan media cetak yang dapat memuat
banyak.
Berhadapan
dengan wartawan, jauhilah sikap arogan, tampakkanlah sikap ramah dan
bersahabat. Sikap arogan membuat wartawan menjaga jarak, bahkan pada
titik puncaknya wadah asosiasi mereka akan memboikot setiap kegiatan
aksi kita.
Beberapa
pertanyaan dari wartawan yang bisa diantisipasi oleh setiap peserta
aksi adalah: Mengapa anda berada disini? Apa yang ingin anda capai?
Apakah demonstrasi ini sungguh-sungguh merupakan solusi? Apa yang bisa
dilakukan oleh khalayak untuk masalah yang anda perjuangkan?